Informasi resmi 𝙏𝙋𝙉𝙋𝘽-𝙊𝙋𝙈 𝙉𝙚𝙬𝙨 : Isu Pembunuhan anak kecil oleh TPN hanya Propaganda TNI-POLRI

[Foto : Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Pimpinan Egianus Kogoya bersama Sandera Politik, Pilot Susi; tn. Sebby Sambom//IST]


Oleh Jubir Komnas TPNPB-OPM : tn. Sebby Sambom (Selasa, 21 Maret 2023)


Infinityhenka.com | Sebby Sambom, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) mengatakan, negosiasi melibatkan pasukan TPN OPM, berkaitan pembebasan pilot Susi Air Yang disandera OPM sebulan lalu, tidak mungkin terjadi. Sebab, Indonesia bisa saja mengorbankan rakyat sipil Papua yang akan masuk ke Ndugama. 

Berkaitan dengan negosiasi tersebut, Sebby mengatakan bahwa TPN memiliki organisasi besar, memiliki ideologi Papua merdeka, dan negosiasi itu berhubungan langsung dengan Presiden. Bukan BIN atau yang lainnya. "Kabinet atau presiden, masa kami bernegosiasi dengan kelas bawah, tidak mungkin. Kami sudah taruh tawaran tinggi. Bahkan media-media kredibel seperti di Inggris menulis sangat jelas, juga kami sudah mengirim surat ke perdana menteri Selandia Baru sudah dua kali mengirim surat, berisikan poin-poin tuntutan dan mereka ada tunggu. Kalau Jakarta tidak mau bernegosiasi maka kami akan bernegosiasi dengan Selandia Baru, untuk membebaskan pilot dengan cara kami," kata Sebby Sambom. 

Berkaitan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Papua Sebby Sambom mengatakan akan menyiapkan sniper (penembak jitu) untuk menembak Presiden. "Presiden ke Papua itu omong kosong, kunjungan pencitraan, itu kami sudah bosan, untung saja kami belum siapkan sniper untuk tembak dia (Presiden) di Jayapura, kedepan kami akan cari jalan untuk siapkan sniper menembak dia (Presiden Joko Widodo)," ujarnya. 

Selanjutnya, atas upaya seluruh jajaran termasuk dalam melakukan pendekatan dan negosiasi terhadap Egianus Kogoya, Sebby Sambom mengatakan itu tidak akan mungkin terjadi. "Egianus itu tidak sendiri, dia punya komando, 36 pertahanan termasuk Egianus, itu dikontrol oleh markas pusat TNPB, artinya Kami punya manajemen, bernegosiasi dengan markas pusat, bukan dengan Egianus mereka," kata Sebby.

Sebby Sambom juga menegaskan bahwa rencana menembak Presiden Joko Widodo bukan sekedar gurauan. "Bukan sekarang, kami akan berusaha mencari sniper dan menembak presiden, menteri, atau siapa saja yang datang ke Papua di kemudian hari. Kami sekarang punya taktik dan strategi baru, bahwa kami tidak akan perang melawan TNI Polri. Tapi semua pesawat yang terbang di pegunungan itu kami akan perintahkan pasukan untuk tembak atau bakar, itu yang akan kami lakukan. Kami punya taktik dan strategi lebih canggih artinya kami akan hancurkan kamu, dan menggiring kamu ke meja perundingan," katanya.

Sehubungan dengan ancaman bahwa Presiden RI Joko Widodo atau Kepala BIN, Panglima TNI dan lainnya ke Papua akan ditembak, Sebby mengatakan benar akan melakukannya. "Kami akan bikin (lakukan), sama seperti di Pegunungan Bintang dan di Yahukimo di mana banyak pesawat kandang (ditembak). Kami punya komando, terstruktur, tinggal perintah, seperti tembak pesawat, kami akan tembak," tegasnya. 

Sebby mengungkapkan bahwa rencana menembak presiden akan dilakukan. "Kalau kami sudah rencanakan tembak presiden, maka kami akan fokuskan pasukan untuk tembak presiden, atau menteri atau Kapolri, atau panglima TNI, maka itu akan kami siapkan. Jadi kalau kami sudah janji itu, maka pasukan akan mulai bergerak. Karena selama ini kami belum bikin target, maka mereka itu enak-enak dan bergaya, kunjungi Wamena dan ke sana kemari," urainya.

Sebby Sambom juga mengatakan bahwa Menkopolhukam Mahfud MD pada waktu lalu bertemu dengan TPN OPM di Australia. "Ada mengemis (OPM) di Australia dengan sebanyak 120 orang (delegasi). Katanya ini pertemuan private, jangan dipublikasi, tapi saya bilang publikasi saja supaya semua tahu bahwa presiden ada bermain," sebutnya. 

Sebby memaparkan, situasi saat ini berbeda dengan penyanderaan Mapenduma di tahun 1995, di mana ketika itu Prabowo masuk dengan menggunakan bendera Palang Merah Indonesia, tapi ternyata di balik itu turut serta pasukan kopassus yang menyerbu TPN. "Karena pengalaman itu maka, anaknya Silas (yang menyandera WNA waktu itu), yaitu Egianus Kogoya, menyandera lagi (pilot WNA), dengan pengalaman pertama itu kami sudah berkoordinasi, kami sudah komunikasi, sehingga kami sudah bisa mengantisipasi dengan mematikan semua HP dan pergi (secara sembunyi), mengambil data dan kembali. Maka kalau militer ingin serang, ya silakan, karena wilayah hutan itu besar. Kalau orang Jawa atau Sumatera datang dan hafal hutan boleh, itu bisa masuk. Apalagi pasukan Egianus itu adalah pasukan pemberani, mereka bahkan menyerang ibukota Genyem," paparnya. 

Sebby menambahkan bahwa pasukan Egianus tidak khawatir atau takut bahkan telah bertambah pasukan dari wilayah Kuyawage, dari Sinak juga Lanny Jaya. "Dengan (masing-masing) lima pucuk senjata dan mereka telah tiba di Ndugama sebelum TNI polri masuk," ucapnya.

Sebby mengatakan, berkomunikasi langsung dengan Egianus Kogoya saat ini tidak mungkin, karena semua handphone dinonaktifkan. "(Kalau diperintahkan) pasukan untuk pergi ambil rekaman maka mereka akan pergi dan masuk markas, seperti kita lakukan sekarang. Komunikasi dilakukan secara manual," katanya.

Sebby juga mengingatkan bahwa negosiasi yang dilakukan oleh BIN, tokoh gereja dan semua pihak hanyalah sia-sia. "Kami punya pengalaman yang dulu, jadi Kami tidak akan dengar siapapun. Pasukan di lapangan itu dikontrol, jadi kalau Kami ingin mendapat rekaman, maka pasukan akan pergi lewat hutan dengan berjalan kaki, mengambil rekaman dan membawa kembali ke kami. Semua HP tpn dinonaktifkan supaya musuh tidak mengikuti mereka," katanya. 

Sebby menyatakan, bahwa TPN membunuh anak kecil, hanya merupakan propaganda TNI polri. "Mereka juga harus stop menggunakan tenaga orang asli Papua, sebagai agen TNI polri, karena TPN bisa saja menembak mereka, termasuk kemarin mereka ada menitip surat ke pilot berkewarganegaraan Afrika Selatan, kami anggap itu permainan TNI Polri, itu orang binaan, karena kalau TPN murni, mengapa tidak membakar pesawat atau menyandera pilot, itu karena mereka (TNI Polri) ingin mengacaukan rencana perundingan segitiga sehingga mereka menitip surat di pilot," tutupnya. 

Sebby Sambom merupakan tokoh TPN OPM yang berdiam di Papua Nugini. Dia pernah ditahan pada 16 Agustus 2008 sehubungan dengan pidato dalam aksi damai mendukung peluncuran Parlemen Internasional untuk Papua Barat di Jayapura. 

*(HK)

Komentar

Populer >>>

ANGGOTA POLRES YAPEN ANIAYA MASYARAKAT, PIHAK KELUARGA KORBAN PALANG JALAN

Mahasiswa Pegaf Di Manokwari Minta Pemda Pegaf Tiadakan Mushola

Himbauan Umum Aksi Damai Solidaritas Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Papua Kota Mnukwar Peringati Hari HAM Sedunia 10 Desember 2022

Pembukaan Turnamen Asbin Cup IV Cabang Olahraga Sepakbola Gawang Mini dan Voli kategori Putra & Putri yang Diadakan Oleh Ikatan Mahasiswa Teluk Bintuni (IMTB) Kota Studi Manokwari Dalam Rangka menyukseskan HUT Kabupaten Teluk Bintuni Yang ke - 19 Tahun

TINGKATKAN PELAYANAN KINERJA UNTUK LAHIRKAN PEMIMPIN CERDAS , IPMAK GELAR RAKER PERDANA

Unipa Manokwari Buka PMB Jalur Seleksi Lokal Tahun 2023 , MPM Minta Calon Maba OAP Wajib Diterima 100 Persen

Bentuk Penghormatan Terakhir dari sebagian besar Mahasiswa dan Rakyat Papua dikota Manokwari untuk Salah Satu Tokoh Pejuang Kemerdekaan Papua, Almarhum Filep Jacob Semuel Karma

KECELAKAAN SPEED BOAT DI LAUT YAPEN, 2 ORANG MENINGGAL DUNIA, 10 ORANG LUKA-LUKA DAN 2 ORANG HILANG

Lakukan Aksi Tolak Kuliah Umum Sesjen Wantannas RI. FSMPKU, BEM dan MPM UNIPA Minta Rektor Cabut MoU dengan Pihak TNI Kodam Manokwari

Musorma HMTG-MEBI ke-6 digelar, Ketua HMGT-MEBI periode 2020-2021 berharap Ketua terpilih dalam Musyawarah nanti harus aktif menjalankan roda organisasi hingga mengangkat nama HMTG-MEBI ketingkat yang lebih tinggi