Lakukan Aksi Tolak Kuliah Umum Sesjen Wantannas RI. FSMPKU, BEM dan MPM UNIPA Minta Rektor Cabut MoU dengan Pihak TNI Kodam Manokwari
[Ketua BEM Universitas Papua - Yuliance Fanataf saat berorasi didepan pintu utama Gedung Rektorat//Rabu, (12/10/2022)]
Manokwari, Infinityhenka.blogspot.com | Forum Solidaritas Mahasiswa Peduli Kampus Universitas Papua (FSMPKU) beserta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Universitas Papua Melakukan Aksi Protes Penolakan Perkuliahan Umum yang akan diberikan Sekjen Wanntanas RI diGedung Aula Utama Unipa pada Rabu, (12/10/2022).
Menanggapi Surat Edaran Wakil Rektor I - Dr. Sepus Watem, S.Hut., M.Sc perihal undangan kepada para Dekan dan Wakil Dekan Setiap Fakultas untuk mengutus masing-masing mahasiswanya sebanyak 15 orang agar menghadiri perkuliahan umum yang akan diberikan oleh Sekretaris Jendral Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Sesjen Wantanas RI) Laksdya TNI Dr. Harja Susmoro, S.Sos., SH., MH., M.Tr.Opsla. dengan Tema "Strategi Keamanan Nasional Menuju Indonesia sebagai poros Maritim dunia" pada Rabu, (12/10/2022) Pukul 14.00 - 16.30 WIT yang bertempat di gedung Aula Utama Unipa. Forum Solidaritas Mahasiswa Peduli Kampus Unversitas Papua, Badan Eksekutif Mahasiswa dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Papua melakukan aksi protes.
Aksi dimulai dititik awal depan Gapura Universitas Papua sekitar jam 10 pagi. Orasi-orasi penolakan dikumandangkan selama kurang lebih satu jam, kemudian masa aksi berjalan menuju lokasi Aula Utama Unipa dan kembali berorasi.
Dalam aksi yang berlangsung, seorang pimpinan TNI dalam nada kasar membentak para masa aksi dan mengatakan bahwa "Kalian OPM yang membunuh anggota saya yah!!! Kalian biadap!!! Tuturnya.
Ucapan seorang TNI tersebut pun dibantah oleh para masa aksi. "Jangan bilang kami OPM!!!, kami ini adalah mahasiswa. Jangan bicara masalah Anggotamu yang gugur itu karena sebenarnya mereka mati untuk mempertahankan negara!!! Balas seorang mahasiswa
Saling Adu mulut antara para anggota TNI dan masa aksi pun tak terhindarkan hingga suasana menjadi tegang.
Dihadapan masa aksi dan pihak TNI-POLRI tepatnya didepan Aula Utama Unipa, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Papua Dr. Keliopas Krey, S.Si., M.Si mewakili Rektor Universitas Papua secara langsung menjawab tuntutan masa aksi dengan membatalkan kuliah umum yang hendak digelar.
Karena adanya pertemuan lanjutan antara pihak TNI-POLRI dan Rektor UNIPA digedung rektorat. Masa aksi yang telah bubar kembali bergabung dan berjalan menuju gedung Rektorat Unipa. Masa mencurigai adanya permainan dibelakang layar antara Pemimpin Universitas Papua dan Pihak TNI-POLRI Polri karena sudah disepakati bersama digedung Aula Utama Unipa untuk membubarkan diri dan tak ada lagi aktivitas yang dilakukan pihak militer diarea kampus setelah dibatalkannya pelaksanaan perkuliahan umum tersebut.
[Ketua BEM Universitas Papua, Yuliance Ariance Fanataf saat diwawancarai media ini dihalaman Rektorat Universitas Papua/Rabu,(12/10/2022) / Doc.Henka°19]
Kepada media ini, Yuliance Fanataf selaku Ketua BEM Universitas Papua mengatakan bahwa aksi tersebut adalah aksi yang dilakukan untuk menyikapi surat edaran yang dikeluarkan oleh bapak Wakil Rektor I bahwasanya hari ini (Rabu, 12/10/2022) akan dilaksanakan Kuliah Umum Oleh Sekretaris Jendral Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Sesjen Wanntanas RI).
"Saya sebagai presiden mahasiswa, sebagai pemimpin tertinggi Organisasi Struktural Mahasiswa Universitas Papua merasa sangat kesal dan kecewa karena tidak menerima surat pemberitahuan dari Pimpinan Universitas terkait pelaksanaan Kuliah Umum dari Sesjen Wantannas pada hari ini, Ungkap Yuliance
Sehingga, Lanjut Yuliance, Saya mengeluarkan Surat Himbauan kepada seluruh mahasiswa bahwa saya tidak mengizinkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti kuliah umum yang dilaksanakan oleh Sesjen Wanntanas RI beserta pihak TNI-POLRI digedung Aula utama unipa yang mestinya dilaksanakan siang ini.
Yuliance menerangkan bahwa melihat UU 12 tahun 2012 tentang hak otonom kampus maka Pihak TNI-POLRI tidak boleh memasuki lingkungan kampus.
Menurutnya, selain mengganggu kenyamanan mahasiswa untuk belajar, aktivitas militer juga akan memicu terjadinya kekerasan karena situasi dan kondisi diPapua yang sedang tidak baik-baik saja.
"Saya berharap para pimpinan universitas harus melihat bagian ini, jangan sampai kegiatan-kegiatan dengan pihak militer yang melibatkan mahasiswa didalam area kampus karena kehadiran pihak militer akan menghilangkan kefokusan mahasiswa untuk mengembangkan nalar dan menambah pengetahuan di jurusan masing-masing." Harap Yuliance
(Ketua MPM - Agus Nahabial memprotes pertemuan Rektor dan pihak TNI-POLRI didalam Gedung Rektorat/Henka°19)
Ketua MPM UNIPA periode 2022/2023, Agus Nahabial juga ikut bersuara dalam aksi penolakan kuliah umum tersebut.
Agus mengatakan hal-hal yang melibatkan mahasiswa universitas Papua untuk mengikuti kegiatan-kegiatan dengan pihak ketiga harus dikoordinasikan dahulu dengan pemimpin-pemimpin organisasi Struktural Mahasiswa yang sudah ada.
"Saya meminta kepada Rektor agar segera mencabut MoU (Memorandum of Understanding) dengan pihak Kodam Manokwari pada beberapa waktu lalu." Pinta Agus
Lanjut Agus, tuntutan itu adalah tuntutan para mahasiswa dan karena melihat situasi Papua hari ini yang sedang terjadi adalah kekerasan yang dilakukan oknum-oknum militer terhadap masyarakat sipil diPapua.
Agus menambahkan bahwa adanya aktivitas pihak militer dalam kampus hanya akan menghilangkan rasa nyaman mahasiswa saat menimbah ilmu.
[Senior Mahasiswa Universitas Papua - Yunus Aliknoe saat mengungkapkan kesesalan dan kekecewaannya kepada pimpinan universitas Papua saat aksi/Henka]
Senada dengan Ketua BEM dan Ketua MPM, Salah satu senior mahasiswa UNIPA, Yunus Aliknoe mengatakan Ia mewakili Forum Solidaritas Mahasiswa Peduli Kampus UNIPA beserta para senior lainnya mendukung dan mengawal penolakan kuliah umum tersebut karena melihat pimpinan universitas tidak berkordinasi dengan pimpinan OSM sebelum menerima surat masuk dari Sesjen Wantannas.
"Saya mengecam pimpinan universitas Papua agar tidak boleh melakukan kegiatan yang melibatkan mahasiswa dengan pihak ketiga manapun didalam lingkungan kampus tanpa berkordinasi dahulu dengan pimpinan OSM, tolong hargai mereka sebagai pemimpin mahasiswa. Tegas Yunus
Adapun beberapa tuntutan dari FMPKU, BEM, dan MPM UNIPA yang disampaikan Agung Yual selaku Kordinator aksi didepan aula utama unipa kepada Wakil Rektor III UNIPA adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin Universitas Papua harus menolak perkuliahan umum yang akan dibawakan oleh Pihak TNI yakni Sesjen Wantannas RI karena situasi Papua yang sedang emergency karena banyaknya kekerasan, pembunuhan terhadap manusia Papua yang dilakukan oleh pihak militer.
2. Pemimpin Universitas Papua sekaligus ketua Senat, Dalam hal ini Rektor Unipa Dr. Meky Sagrim, SP., M.Si untuk segera mencabut MoU dengan Pihak Kodam Manokwari yang dilakukan beberapa waktu lalu karena akan melanggar UU nomor 12 tentang perguruan tinggi terkait hak Otonom Kampus dimana kampus harus berjalan tanpa intervensi dari iPihak Militer.
Menjawab hal itu, Rektor Universitas Papua Dr. Meky Sagrim, SP., M.Si memberikan keterangan bahwa pertemuan yang dilakukan antara pihak TNI-POLRI dengannya hanya sebatas Silaturahmi dan tak ada permainan ataupun maksud lain.
Sekitar pukul 15.00 WIT, seluruh pihak TNI-POLRI bergerak keluar dari lingkungan kampus dan mahasiswa masa aksi juga turut membubarkan diri dengan tertib dan teratur dari halaman Rektorat.
*(Henka)
#Universitas_Papua
#Manokwari_Papua_Barat
#Setjen_Wanntanas
Komentar