Unipa Manokwari Buka PMB Jalur Seleksi Lokal Tahun 2023 , MPM Minta Calon Maba OAP Wajib Diterima 100 Persen
Manokwari, Infinityhenka.com - Universitas Papua kembali membuka pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun 2023 melalui jalur mandiri atau seleksi lokal pada (19/6) hingga (7/7/2023).
Khusus melalui jalur seleksi ini, Jumlah Kuota Mahasiswa Baru (Maba) yang akan diterima adalah 1.668 (seribu enam ratus enam puluh delapan) orang yang terbagi dalam 2 kategori yaitu pertama, progam Strata 1 (S1) sebanyak 1.008 (seribu delapan) orang dan kedua, program Diploma 3 (D3) sebanyak 660 (enam ratus enam puluh) orang.
Para calon mahasiswa baru yang telah mendaftar kemudian mengikuti tahap ujian tulis pada 10 - 13 Juli dan mengikuti tes potensi skolastik serta tes literasi secara manual/offline pada 13 dan 14 Juli.
Dikabarkan, Panitia PMB Unipa akan mengumumkan hasil kelulusan para calon maba tersebut pada tanggal (28/7/2023) besok.
Menyikapi hal tersebut, Organisasi Struktural Mahasiswa (OSM) Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Unipa angkat suara menyerukan pihak universitas untuk memprioritaskan orang asli Papua (OAP) dalam jalur seleksi lokal sebagai mahasiswa baru tahun 2023.
“Kami (MPM-red) meminta dengan hormat kepada Rektor dan Panitia PMB Unipa tahun 2023 untuk memprioritaskan calon mahasiswa baru khusus OAP terlebih dahulu untuk diterima menjadi mahasiswa baru di unipa.” Ujar Ketua MPM Unipa Agus Nahabial kepada media ini, Jumat, (21/07/2023)
Mengingat, lanjut Nahabial, kejadian tahun sebelumnya tepatnya ditahun 2022 lalu dimana terjadi Pemalangan, pengrusakan fasilitas kampus sampai dengan pelemparan atau pemukulan pegawai Universitas yang disebabkan oleh hal tersebut yakni lantaran beberapa mahasiswa orang asli Papua tidak diterima masuk menempuh pendidikan di Universitas Papua.
maka kami (MPM-red) mendesak agar seluruh calon mahasiswa baru OAP yang mengikuti tes masuk lewat jalur seleksi lokal di tahun 2023 ini sepenuhnya wajib diluluskan 100 persen tanpa terkecuali dengan alasan apapun.
“Mengapa kami minta seluruh anak Papua diterima? logika sederhananya begini, orang yang masuk rumah sakit bukan orang yang sehat melainkan orang sakit untuk diobati, sama juga dengan pendidikan tinggi atau PT, siswa yang ingin masuk di PT itu bukan siswa yang telah pintar melainkan untuk siswa yang belum punya banyak pengetahuan yang mau menimbah ilmu untuk menjadi pintar.” di ilustrasikan Nahabial seperti demikian. Ungkapnya
“Jadi, kami (MPM-red) berharap seluruh calon mahasiswa baru OAP pada tahun angkatan 2023 ini 100 persen harus diterima tanpa terkecuali.” Tegasnya lagi
Nahabial juga menyerukan pihak Universitas dalam hal ini Panitia PMB maupun Rektor untuk membuka gelombang ke-2 khusus jalur seleksi lokal.
“mengingat, jumlah siswa-siswi yang terbilang banyak di Papua barat, khususnya di Manokwari, kami (MPM-red) juga meminta pihak universitas membuka gelombang ke-2 jalur seleksi lokal, agar menerima seluruh siswa-siswi orang asli Papua, lebih khusus siswa-siswi Manokwari untuk menimbah ilmu di universitas bermoto ilmu untuk kemanusiaan ini” katanya
Nahabial menghimbau kepada calon mahasiswa baru yang nantinya lolos atau diterima menjadi mahasiswa baru di universitas Papua untuk mendaftar beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) untuk membantu meringankan beban biaya kuliah.
Untuk diketahui, Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah melalui APBN bagi lulusan SMA/sederajat yang memiliki potensi akademik baik tetapi terbatas secara ekonomi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Nasional telah mengalokasi sebanyak 810 kuota KIP Kuliah Merdeka bagi mahasiswa baru UNIPA.
Untuk tahun 2023 terdapat dua skema KIP Kuliah Merdeka yaitu
1). Mahasiswa menerima Biaya Pendidikan dan Biaya Hidup;
2). Mahasiswa hanya menerima Biaya Pendidikan.
Hal ini sebelumnya, disampaikan oleh Wakil Rektor III UNIPA, Dr. Keliopas Krey dalam rapat evaluasi dan persiapan registrasi KIP Kuliah Tahun 2023 bersama dengan Pimpinan Bank Mandiri pada (24/5/2023) lalu.
[Foto: Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa / MPM Universitas Papua // Istimewa]
Disisi lain, Nahabial juga meminta pihak universitas memberikan keringanan bagi seluruh mahasiswa yang terkendala ekonomi alias ekonomi lemah dalam membayar SPP.
“kami (MPM-red) meminta pihak universitas untuk memberikan keringanan dalam hal pembayaran SPP kepada seluruh mahasiswa yang tergolong ekonomi lemah namun harus membayar SPP agar tidak membebani mereka.” pungkasnya
“Semoga pernyataan kami (MPM-Red) segera ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh pihak universitas agar memberikan dampak positif atau manfaat bagi seluruh mahasiswa guna kelancaran pembelajaran demi pembangunan SDM ditanah Papua, Hidup Mahasiswa, Hidup Tanah Papua.” Tandasnya
*(Henka)
Komentar